Pengajaran terprogram menerapkan prinsip-prinsip Operant Conditioning bagi pelajar di sekolah. Pengajaran ini berlangsung seperti halnya paket pengajaran diri sendiri yang menyajikan suatu topik yang disusun secara cermat untuk dipelajari dan dikerjakan oleh murid. Tiap-tiap pekerjaan murid akan langsung diberi feedback.
Program dapat dituangkan dalam buku-buku, mesin-mesin mengajar, atau komputer (Computer Asisted Instruction). Pengajaran terprogram berusaha memajukan balajar dengan cara:
Program dapat dituangkan dalam buku-buku, mesin-mesin mengajar, atau komputer (Computer Asisted Instruction). Pengajaran terprogram berusaha memajukan balajar dengan cara:
(1) Memerinci bahan pelajaran menjadi unit-unit kecil,
(2) Memaksa murid mereaksi unit-unit kecil itu,
(3) Memberitahukan hasil belajar secara langsung, dan
(4) Memberi kesempatan untuk bekerja sendiri.
Ada bermacam-macam pengajaran terprogram, antara lain:
- Program Linear: Proram ini dikembangkan oleh Skinner. Penyusun program menentukan urutan-urutan kegiatan murid untuk menyelesaikan program. Tiap-tiap program berisi perincian kecil pengetahuan.
- Program Intrinsik (branching program): program ini dikembangkan oleh Crowder (1960). Dalam program ini respon-respon murid menentukan route atau arah kegiatan murid itu. Rute-rute alternatif disebut branches yang merupakan prediktor-prediktor permasalahan yang akan memperbaiki respon murid, Crowder menggunakan pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda.
Gambar diambil dari http://www.tahtonka.com/
Referensi: Soemanto, W. (2006). Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
No comments:
Post a Comment